Rekayasa Nominal harus dihapuskan dari sebuah Evaluasi Pendidikan.
Singgungan yang tepat jika aku membicarakan tentang evaluasi.
Kenapa? Alasan yang sederhana, karena aku takkan pernah merasa puas dengan permainan atau rekayasa nominal. Nominal itu bisa dengan mudah dialihkan, satu nominal memiliki fungsi dan afeksi yang sangat vital. Sistem Penilaian yang selama ini banyak dipakai adalah rekayasa. "Hampir" bisa menunjukkan pengetahuan seseorang.
Tapi, maaf tidak untuk menunjukkan pemahaman, dan kemampuan atau bahkan life skill seseorang. Kamu melihat seorang siswa dengan nominal penilaian tinggi, sebut saja B. Nilai B sudah tinggi atau terlalu tinggi bagi mereka yang menyadari sampai dimana kemampuannya, itu pun hanya sebatas pengakuan dalam hati nurani. Rasa egois dan gengsi yang terlalu besar menguasai pandangan serta sistem logikanya.
Betapa banyak korban yang nyaris tidak bisa memperbaiki kualitas pemahaman dan kemampuannya hanya karena rekayasa nominal. Dan itu adalah thesis sederhana tentang rekayasa nominal sebagai budaya yang masih belum dihapuskan dari "penghambat perkembangan kualitas pendidikan". Ini bukanlah sebuah hortatory exposition, sengaja hanya karena ingin mendengar dan membaca tanggapan dari kalian, para pakar pendidikan yang terhormat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar